Ignatius Wahyu Anggono

Kolonel Pnb Ignatius Wahyu Anggono, SE (lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur , 24 Juli 1969 ) adalah perwira menengah TNI-AU lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992, Saat ini ia menjabat Komandan Lanud Tanjungpinang. Ign Wahyu Anggono merupakan lulus Akademi Angkatan Udara tahun 1992.[2] Ia juga lolos seleksi calon penerbang dan masuk ke Sekolah Penerbang TNI AU selama 17 bulan. Di sekolah penerbang, iabelajar menerbangkan tiga jenis pesawat, yaitu Bravo, Charlie, dan Hawk. Setelah lulus, ia ditugaskan menjadi penerbang pesawat angkut Hercules C-130 di Skadron Udara 32 Lanud Abdulrahman Saleh Malang, Jawa Timur.

Ismono Wijayanto

Marsekal Madya TNI Ismono Wijayanto (lahir di Plaosan, Magetan, Jawa Timur, 30 Desember 1958 ) adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1983. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/476/VII/2014 tanggal 15 Juli 2014, tentang Pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI, ia saat ini ditetapkan sebagai Irjen Kemhan RI. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini sebelum menjabat Irjen Kemhan RI adalah Dansesko TNI.

Riwayat pendidikan
AAU (1983)

Jemi Trisonjaya

Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya, M.Tr (Han) (lahir di Bandung, Jawa Barat, 3 April 1967 ) adalah perwira tinggi TNI Angkatan Udara. yang saat ini menjabat Pangkosekhanudnas III/Medan. Ia Merupakan Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1989 dan di lantik dengan pangkat Letda pada tanggal 22 Juli 1989. Jemi, merupakan Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1989. dan menjadi pilot pesawat tempur A-4 Skyhawk.

Riwayat Jabatan
Penerbang Skadron Udara 11

Leo Wattimena

Marsekal Muda TNI (Anumerta) Leonardus Willem Johanes Wattimena (lahir di Singkawang, Kalimantan Barat, 3 Juli 1927 – meninggal di Jakarta, 18 April 1976 pada umur 48 tahun) adalah seorang perwira dan penerbang AURI yang terkenal di era 1950-1960-an. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dari pasangan HL Wattimena dan UR Wattimena. Karier di AURI dimulai bersama calon-calon kadet penerbang yang dikirim untuk mengikuti pendidikan Sekolah Penerbang Taloa selama satu tahun di California, Amerika Serikat pada tahun 1950. Pendidikan penerbang tersebut diikuti 60 kader yang dikirim pemerintah Indonesia untuk mengikuti pendidikan penerbang "Trans Ocean Airlines